
muslimin memperbanyak amal shalih,
menyucikan jiwa yang ternodai dari kotoran dan dosa, agar kembali pada
fitrahnya suci laksana bayi yang baru lahir, indah bagai kupu-kupu yang
baru keluar dari kepompongnya.
Rasululloh dan para sahabatnya
biasa menyapa bulan seribu bulan ini dengan suka cita, semoga kita pun
demikian. Karena Allah menjanjikan syurga bagi siapapun yang menyambut
datangnya ramadhan dengan gembira. “ Barang siapa yang bergembira dengan
datangnya Ramadhan maka baginya syurga-Ku”. Bergembirannya saja sudah
mendapatkan syurga, bagaimana tidak? Bagi Allah orang tidak akan gembira
akan datangnya ramadhan kalau bukan karena keimanannya.
Pada
bulan ini Allah telah mempersiapkan berbagai keutamaan yang tidak
dimiliki bulan-bulan lainnya. Allah menjanjikan akan melipat gandakan
pahala. Pintu ampunan pun dibuka selebar-lebarnya. Walaupun kita
berlumuran dosa, sesungguhnya ampunan Allah lebih besar daripada lumuran
dosa-dosa kita. Kalau kita merasa jauh dengan ampunan Allah, maka
ramadhanlah saat yang paling tepat untuk mendapatkan kasih sayang-Nya.
Di bulan ramadhan Allah juga menganjurkan kita untuk sering bermunajat
memohon ampunan dan mendekat pada Allah.
Ketika ramadhan datang,
tak sedikit yang menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Bahkan dengan
decakan ketidaksangkaan ramadhan tiba dan hanya berkomentar, “Lho, sudah
ramadhan lagi…!!!” Dua sikap yang tercetus dari kaum muslimin adalah
sebuah gambaran nyata keadaan kaum muslimin. Kaum muslimin yang
menyambut ramadhan dengan penuh kegembiraan adalah sebagian umat islam
yang sudah memahami islam dengan sebaik-baiknya, termasuk mungkin dalam
aplikasinya. Sedang kaum muslim yang terkaget-kaget atau bahkan sedih
dengan kehadiran ramadhan, ini menggambarkan kondisi kaum muslimin yang
sedang sakit ruhaninya. Keislamanya mungkin hanya di KTP-nya saja. Jadi
jangan heran jikalau mereka mengungkapkan perasaannya mengenai kehadiran
ramadhan dengan ungkapan “lho udah ramadhan lagi…!!!“.
Bandingkan
dengan para sahabat Rasululloh dan salafus shalih (orang-orang shalih
dahulu). Mereka menyambut kehadiran ramadhan 6 bulan sebelumnya. Mereka
panjatkan doa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan yang lebih
baik dari seribu bulan itu. Ketika memasuki bulan rajab, mereka berdoa
“Allahumma bariklana fi Rajab Wa Sya`ban Wa Balighna Ramadhan”. Pasca
ramadhan, merekapun memanjatkan doa agar Allah menerima amal shalih
mereka selama ramadhan.
Sebagai orang beriman, tentu kita harus
bersikap seperti kaum muslim yang pertama yaitu yang menyongsong
ramadhan dengan penuh kegembiraan. Hal ini karena ini merupakan sikap
yang dicontohkan para sahabat, salafus shalih, tabiin dan seluruh kaum
mukminin. Sebuah sikap yang bergembira ketika ramadhan datang, dan
bersedih dikala ramadhan akan berakhir. Perasaan senang dan sedih
merupakan refleksi dari keimanan seseorang dan sikap ini merupakan ciri
orang yang bertaqwa. Taqwa inilah yang merupakan tujuan akhir yang
hendak dicapai oleh seorang mukminin yang menunaikan ibadah shaum.
Orang
yang tidak bergembira dengan kehadiran ramadhan boleh jadi karena tidak
berniat menjadi orang yang bertaqwa. Namun, satu hal yang harus kita
perhatikan, sikap gembira dan sedih yang muncul ketika ramadhan hadir
dan pergi belum tentu bisa dijadikan sebagai indikator bahwa ia beriman
saja. Sebab para pebisnis non muslim pun sangat bergembira dengan
kehadiran ramadhan berarti meningkatnya omset penjualan usahannya. Bagi
mereka, ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mengisi pundi-pundi
keuangannya.
Ramadhan memang bulan berkah bagi siapa saja untuk
itu, “berbisnislah” dengan Allah, niscaya Allah akan memberikan
keuntungan yang berlipat-lipat di dunia dan akherat kelak. Subhanalloh
begitu banyak dan begitu besar keutamaan yang Allah siapkan bagi kita
semua. Apakah kita tertantang untuk meraihnya? pasti. Siapa yang tidak
tergoda akan jamuan Allah? Tugas kita sekarang bagaimana caranya agar
tiap detik-detik ramadhan terisi dengan amal kebaikan.
Mudah-mudahan
ramadhan ini ramadhan yang terbaik bagi kita, sehingga derajat taqwa
layak kita sandang dan tentunya semoga kita masih bisa dipertemukan
dengan-bulan-bulan ramadhan selanjutnya. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar